Tídak Perlu Berteríak Emosí Untuk Mengatakan Día Salah, Karena Hatí Ístrímu Tídak Tercípta Darí Batu !


Lakí-lakí, jangan suka sok angkuh dí depan ístrímu, jangan terlalu kasar mendídík ístrímu, dan jangan pernah egoís dalam membentuk ístrímu.


Sekalípun sewaktu-waktu día melakukan kesalahan, jangan serta merta menghakímínya dengan cacían dan bahasa yang kasar laínnya, sungguh día adalah bagían darí dírímu, maka perlakukanlah día dengan baík.

Dan íngat, tídak perlu berteríak emosí hanya untuk mengatakan día salah dan día lakukan merugíkan, karena hatí ístrímu tídak terbuat darí batu atau besí. Lantas berbícaralah perlahan, tegurlah día dengan bahasa yang sopan san tetap santun.

Berbícaralah Baík-baík Kepadanya, Dengan Penuh Kelembutan dan Penuh Kasíh Sayang

Berbícaralah secara baík-baík kepadanya, lunakkan hatímu untuk tetap sabar dan sadar bahwa dalam dírínya ada sebongkah hatí yang sangat lembut, sehíngga kamu pun tídak pernah lupa untuk berbícara lemah lembut dan penuh kasíh sayang kepadanya.

Posísímu Sebagaí Pemímpín Adalah Untuk Mengajarínya, Maka Jangan Seolah-olah Kamu Íngín Menghajarnya

Sadarílah dengan betul posísímu sebagaí pemímpín, bukankah pemímpín ítu harus lebíh bíjaksana dalam mengarahkan bawahannya kepada kebaíkan? maka perlakukanlah ístrímu juga demíkían.

Lalu bagaímana seharusnya seorang pemímpín? yaítu mengajarí dengan penuh asíh, dan mengarahkan dengan penuh rasa sabar, bukan malah seolah-olah kamu íngín menghajarnya tatkala bawahanmu melakukan kesalahan.

Ístrímu pun demíkían, día harus kamu hadapí dengan penuh kesabaran yang memadaí, karena perlahan tapí pastí día akan sejalan sepertí yang kamu íngínkan bíla kamu sendírí memang tanpa jenuh mengarahkan.

Jíka Berbícara Pelan dan Penuh Wíbawa Lebíh Masuk ke Hatí, Kenapa Harus Memakaí Kata Kasar yang Akan Menyakítí?

Lagípula, untuk apa berbícara arogan dan memakaí bahasa kasar yang akan menyakítí, jíka berbícara pelan dan penuh wíbawa lebíh masuk ke hatí?

Sungguh hatí waníta ítu lebíh lembut darí yang kamu kíra, hanya saja untuk melíhatnya kamu harus benar-benar lebíh bersabar dan lebíh tulus menghadapínya.

Lakí-lakí Ítu Harus Mampu Bersabar, Karena Waníta Níscaya Tulang Rusuk yang Bengkok, Día Akan Patah Bíla Kamu Paksa Untuk Lurus

Íya, lakí-lakí ítu memang harus mampu bersabar, kenapa? karena waníta níscaya tulang rusuk yang bengkok, día akan patah bíla kamu paksa seketíka juga untuk lurus. Tetapí día akan terus bengkok bíla kamu terus membíarkannya tanpa perbaíkan.

Oleh sebab ítu, lebíh bersabarlah menghadapí ístrímu, lebíh tenanglah menghadapí setíap kekurangan yang nampak dalam dírínya, karena día akan menjadí sempurna dan selalu nampak baík dí matamu jíka kamu sendírí mampu bertanggung jawab dengan baík terhadapnya.

Arahkan Día Melaluí Kasíh Sayang, Jangan Pernah Jenuh Untuk Memperbaíkí, Karena Tugasmu Sebagaí Suamí Memang Untuk Menjadíkannya Lebíh Baík

Lantas jangan pernah jenuh untuk selalu menjadíkannya lebíh baík, arahkan día melaluí kasíh sayang, dan asah kekurangannya dengan rasa asíh, karena tugasmu sebagaí seorang suamí memang untuk mengajarí dan mengajaknya kepada yang lebíh baík.

Tugasmu bukan hanya untuk melengkapí hídupnya, tapí untuk menyempurnakan apa saja yang kurang darínya, sehíngga día nampak sempurna ketíka beríríngan denganmu yang notabenínya sebagaí penyempurnanya.

Demíkíanlah pokok bahasan Artíkel íní yang dapat kamí paparkan, Besar harapan kamí Artíkel íní dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensí, Penulís menyadarí Artíkel íní masíh jauh darí sempurna, Oleh karena ítu saran dan krítík yang membangun sangat díharapkan agar Artíkel íní dapat dísusun menjadí lebíh baík lagí dímasa yang akan datang.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel