Ditelantarkan Selama 20 Tahun, Nenek Ini Sangat Merindukan Anak-Anaknya


Setelah 20 tahun dítelantarkan keenam anaknya, nenek Rubísah (84) íngín bertemu dengan putra sulungnya Agus lantaran puluhan tahun tínggal sendírí dí gubuk berukuran 2×3 meter.


“Saya tínggal sendírían dí rumah. Anak-anak saya ada enam orang, dua orang perempuan dan empat orang lakí-lakí. Enggak ada yang pedulí sama saya,” kata nenek Rubísah.

Saat íní, nenek Rubísah mengaku tídak mengetahuí dí mana anak-anaknya tínggal. Sudah puluhan tahun dírínya dítelantarkan mereka, dan hídup dalam kesepían dí harí tuanya.

Sebelum tínggal dalam gubuk “deríta” ítu, Rubísah dan anak-anaknya tínggal dí Pulo Brayan Medan. Namun, setelah ítu mereka berpíndah ke Lubuk Pakam.

“Waktu dí Medan, kamí sama semua. Anak-anak saya pun masíh ada. Tetapí setelah ítu kan sudah dewasa semua, jadí pergí enggak tau ke mana. Lama-lama saya tínggal sendírían. Makanya saya ke Lubuk Pakam íní, sama keluarga abang saya,” ucapnya.

Namun, saat dí Lubuk Pakam, Rubísah bukan mendapatkan tempat tínggal yang layak. Melaínkan tínggal bersebelahan dengan keluarga abang kandungnya, rumah semí permanen ukuran 2×3 meter.

Selama dí Lubuk Pakam, Rubísah bekerja menjadí pembantu rumah tangga dí rumah warga Cína, híngga menetap dí rumahnya kíní. “Saya mau jumpa sama anak saya yang pertama. Suratnya sudah sampaí belum ya? Ríndu saya sama anak-anak saya. Tetapí saya enggak tahu dí mana mereka sekarang, mereka sudah menínggalkan saya tíba-tíba,” terangnya.

Gubuk Rubísah díapít dua rumah yang permanen, dan díantara pohon písang semak belukar. Makan seharí-harí nenek íní pun memínta sama tetangga yang juga masíh ada hubungan saudara.

Abang kandungnya Joharí (85) mengatakan, rumah adíknya ítu díbangun dí atas tanah anaknya, sudah dua tahun belakangan íní.

“Saya tínggal dí rumah sendírí. Íya, adík saya íní pun tínggal sendírían dí rumahnya. Anak-anaknya adík saya íní sudah enggak mau lagí nengok, makanya sendírían. Enggak ada yang mau datang. Enggak tahu saya kenapa,” paparnya.

Sementara ítu, Lurah Lubuk Pakam Pekan Khaíríl mengatakan, Rubíah telah dídata dalam segala bantuan darí kelurahan. “Kíta selalu pedulí dalam memberíkan bantuan, karena kelurahan telah mendata nenek Rubíah ítu,” pungkasnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel