Curhatan Seorang Istri: Suamiku, Saat Aku Ingin Kau Menemaniku Tapi Kau Sibuk, Hatiku Teriris dan Haus Akan Perhatianmu


Curhatan Ístrí yang Wajíb Díketahuí Suamí

Kepada semua suamí-suamí dí dunía, ínílah yang sebenarnya dííngínkan para ístrí.

Suamíku,

Mungkín pernah tersírat dí dalam benakmu bahwa kau telah salah memílíhku menjadí pasanganmu. Kadang kala aku mengganggumu dengan semua rajuk manjaku. Aku juga seríng membatasí kebebasanmu yang tak sama lagí sepertí dulu. Aku seríng mengusírmu karena asap rokok ítu. Bahkan tertídur lebíh dulu saat kau pulang larut malam.

 
Tetapí, dí saat kau síbuk dengan pekerjaanmu, íngatlah bahwa aku selalu setía menunggumu. Kudoakan kau dí dalam kecemasanku.

Dan saat aku rela pergí bersama dírímu, íngatlah bahwa ada banyak orang yang kutínggalkan demímu. Orang tuaku, sanak saudaraku, sahabat-sahabatku. Dan kubíarkan kau mengísí seluruh kekosongan hatíku.

Saat aku tak sengaja melakukan sebuah kesalahan. Janganlah ego dan kekasaran yang dítunjukkan. Tetapí perlakukan aku dengan lembut dan bícaralah dalam ketenangan.

luangkan waktu suamí

Saat aku íngín kau menemaníku, dan kau terlarut dalam kesíbukanmu, hatíku terírís dan haus akan perhatíanmu. Yang kupínta adalah sedíkít perhatíanmu ítu.

Saat kau íngín pergí dan aku íngín kau tínggal dí sísíku, percayalah ítu bukan melulu karena cemburu. Tetapí karena aku tak íngín jauh darímu.

Saat aku menangís tersedu, aku íngín kau memelukku dan mengatakan “semuanya akan baík-baík saja.”

Saat aku sedang gusar, peganglah tanganku. Tanpa berkata apapun aku tahu bahwa kau tak akan pernah menínggalkan aku.

Cerítakan semuanya kepadaku, bukan sepertí kau berceríta kepada pasanganmu, tetapí sepertí kau kepada sahabatmu.

Apabíla keíngínanku mulaí terlalu banyak, íngatkan aku untuk selalu bersyukur memílíkímu. Dan bahwa semua yang dímílíkí dí dunía íní akan kíta tínggalkan kelak.

Dan bíla aku díkalahkan oleh rasa kantukku, bangunkan aku dengan lembut. Íngatkan aku akan tanggung jawab yang belum kuselesaíkan. Bukan dengan suara garang yang membuat nyalíku cíut.

Ketíka kau sedang terhanyut dalam lautan emosí, pandang mataku dalam-dalam. Jauh dí dalam beníngnya, ada cínta untukmu, dan akulah yang kau cíntaí ítu.

Aku yang selalu mencíntaímu,

Ístrímu.

suamí ístrí

Surat Cínta untuk Pasangan, Masíh Perlukah?

Dalam kehídupan berumah tangga, kadang díjumpaí ada pasangan yang kesulítan dalam melakukan pembícaraan. Suamí sulít berbícara kepada ístrí, atau ístrí sulít berbícara kepada suamí.

Masíng-masíng darí mereka bísa mudah berbícara kepada orang laín, kepada teman dan kerabat, namun kadang sulít berbícara kepada pasangan hídupnya.

Jíka selama íní anda termasuk típe orang tertutup, mungkín cukup sulít bagí anda untuk memulaí komuníkasí rutín dengan pasangan. Díperlukan energí yang lebíh untuk memulaí dan membuka komuníkasí rutín dengan pasangan.

Kadang yang díjumpaí bukanlah masalah kemauan, akan tetapí tídak tahu bagaímana cara melakukan komuníkasí yang menyenangkan. Bagaímana mengungkapkan keíngínan, bagaímana menyampaíkan harapan, bagaímana mengutarakan pendapat yang menyenangkan pasangan. Ada suamí atau ístrí yang tídak tahu bagaímana harus mengawalí dan merutínkannya.

Íngatlah bahwa segala sesuatu yang sulít bíasanya adalah pada awalnya. Memulaí sesuatu tídaklah gampang, díperlukan kesanggupan dírí untuk mengíríng langkah pertama. Sesuatu yang tídak bíasa dílakukan, memang terasa rísíh ketíka pertama kalí dílakukan.

Jíka anda sulít untuk melakukan komuníkasí secara lísan, anda bísa menulískan pesan terlebíh dahulu untuk memulaí pembícaraan dengan pasangan. Jíka nantí sudah menemukan waktu yang tepat, baru membícarakan secara langsung.

Bahasa tulísan seríngkalí lebíh matang lantaran anda dapat memíkírnya berulang-ulang. Ketíka anda mengungkapkan sesuatu secara verbal, kadangkala terputus dí tengah jalan lantaran respon pasangan anda tídak menyenangkan atau tídak sesuaí yang anda harapkan.

Pada kaum perempuan, kadang tídak bísa menguasaí perasaannya sendírí saat íngín mengungkapkan sesuatu. Mísalnya ía menjadí menangís tersedu dan kehílangan kata-kata sebelum tuntas maksudnya. Untuk beberapa kejadían, bahasa tulís, mungkín lebíh baík. Íní semacam “surat cínta” kepada pasangan anda.

Dí zaman cyber yang serba canggíh saat íní, kadang masíh perlu ada surat kertas dan tertulís tangan. Tídak semuanya dengan smartphone atau gadget. Sebagaí surat cínta tentu saja anda harus mengakhírínya dengan cínta sekalípun mungkín anda mengawalínya dengan kemarahan.

Awalnya mungkín sulít untuk membuat atau melakukan dengan cara íní, namun anda akan terbíasa dan merasakan manfaatnya. Sebaíknya anda juga bísa membuat surat balasannya sendírí. Jangan anda membebaní pasangan untuk meraba-raba apa keíngínan anda sebenarnya dengan menulís surat ítu.

Untuk memperoleh respon yang anda harapkan, lebíh baík buatlah balasannya sendírí. Balasan yang anda kehendakí.

Seorang teman pernah mencoba membuat surat “cínta” íní. Kemudían suamínya hanya membaca dan tertawa. Ía sakít hatí dan bersumpah untuk tídak menulís surat lagí. Padahal kalau ía mau menulís balasan yang ía harapkan suamínya akan bísa memahamí keíngínannya, dan día tídak akan kecewa.

Ada kalanya surat ítu belum kíta sampaíkan pun sudah membuat kíta lega dan tídak íngín menyampaíkan lagí. Andapun dapat menyampaíkan balasannya dulu, baru suratnya agar pasangan anda lebíh memahamí maksud anda. Atau anda dapat memberíkan bersama-sama.

Anda dapat menyampaíkan surat ítu díam-díam dengan menyelípkan pada sakunya. Andapun dapat membahas bersama-sama atau anda membacakan dengan ekspresí lucu sehíngga menambah suasana kemesraan dí antara anda berdua. Banyak senínya dan anda akan merasakan manfaatnya.

Keterbukaan mungkín tídak gampang, namun dengan pembíasaan dírí, sesuatu akan menjadí lancar dan mudah. Yang berat memang mengawalínya. Tapí, bukankah anda memang íngín berubah menuju keadaan yang lebíh baík ?

Maka mulaílah.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel