Punya 3 Istri, Guru Honorer Ini Ceritakan Pengalaman Uniknya Saat Menikahi Mereka

Cerita hari ini didapat dari kisah seorang guru honorer di sebuahkampung di Kota Serang. Berawal dari curhat mengenai beratnya nasib berumah tangga, seusai ditelisik, nyatanya ia punya istri tiga. Oalah, ya iyalah berat, satu saja repot, apalagi tiga.



Sebut saja namanya Kumed (55), lelaki berkacamata dengan rambut disisir ke samping itu berperawakan tinggi besar. Wajahnya oval, terkesan kerutan di segi mata dengan kulit sawo matang, Kumed mengaku sangat menyukai nasi padang.

Bahkan, tempat favorit makan bersama istri-istrinya pun tidak lain merupakan salah satu rumah makan Padang di Kota Serang. Hadeuh, ini kok sehingga ngomongin nasi padang sih.
Ditemui wartawan di salah satu agenda di Kota Serang, Kumed terkesan antusias dalam menjawab setiap pertanyaan.

Hingga mungkin lantaran tidak tahan ingin memberi tau curhatan, berceritalah ia mengenai kesehariannya yang tidak biasa.

Nasib dengan tiga istri dalam satu rumah, membikinnya tidak sedikit dinyinyiri orang yang tidak lain kawan dekat. Astaga.

“Telah tahu saya juga stres ngurusin tiga istri, ini malah diomongin lagi. Apa enggak ada kerjaan lain ya mereka tidak hanya menghina saya terus,” keluhnya.

Tak terima atas omongan tidak enak dari kawan-kawan serta tetangga, Kumed kerap kali berangkat seolah tidak peduli pada mereka.

Parahnya, bukannya sadar bakal amarahnya yang membara, orang-orang malah terus mengompori. Jadilah Kumed memusuhi.
Bahkan, semacam diceritakan Kumed, ia sempat hingga ribut dengan orang yang baru dikenal, tapi telah berani menghina.

Menganggap urusan rumah tangga dapat dijadikan bahan bercandaan, sang kawan barunya itu meledek di depan orang-orang.

Tanpa basa-basi, di gardu pos ronda yang tidak jauh dari kantor desa, Kumed menghajar wajah sang kawan hingga tersungkur. Beruntung, ketika bakal dibalas orang-orang langsung bertindak.

Dipeganginya Kumed serta sang kawan bersama-sama. Mereka pun diamankan ke kantor desa. Astaga, terbukti dirinya ngomong apa sih, Kang?

“Masa dirinya bilang, kerja cuma guru honorer, sok-sokan punya istri tiga. Atuh itu mah sama saja menyiksa,” kata Kumed meniru ucapan kawannya. Duh, sabar ya Kang.

“Duh Kang, kalau enggak sabar-sabar banget mah mungkin saya telah cerai dari dulu,” keluh Kumed. Lagian Kang Kumed segala punya istri tiga.

“Saya juga awalnya enggak ada niat dapat punya tiga istri. Panjang ceritanya, Kang!” ungkapnya.

Cocoknya di 2007, seusai menamatkan pendidikan di tingkat D-3, dengan modal seadanya, Kumed mantap mengakhiri masa lajang serta bersiap memperisitri wanita pujaan hati.

Dengan penuh khidmat, ia mengucapkan ijab kabul di hadapan penghulu, saksi, serta wali dari mempelai wanita.

Mengikat janji senasib semati, Kumed serta sang kekasih resmi menjadi sepasang suami istri. Waktu itu ia belum bekerja.

Biasalah, semacam dialami orang-orang pada umumnya, berakhir sekolah, tentu mengalami fase pengangguran sambil menyebarkan lamaran.
Hingga tiga bulan kemudian, seolah Allah mengabulkan doa serta menjawab perjuangan sang suami, Kumed mendapat pekerjaan sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta.

Tetapi lantaran tidak betah dengan pola kerja yang sangat menguras tenaga. Setahun seusainya ia memilih berhenti.

Padahal, waktu itu Kumed serta sang istri telah mempunyai buah hati. Pasrah dengan dengan keadaan, pekerjaan pun datang.

Ia diminta menjadi tenaga pembimbing di sekolah dasar tempat tetangganya bekerja. Sejak saat itulah, awal mula segala kejutan nasib datang tidak terduga.

Terlahir dari keluarga sederhana, Kumed populer baik serta rajin bekerja. Profesinya sebagai guru pun tidak sedikit disukai muridnya.

Hingga di tahun kedua menggeluti aktivitas sebagai guru, Kumed tidak dapat menolak kenyataan kalau ada salah satu muridnya yang tidak punya ayah serta nasib terlunta-lunta bersama ibunya.

Tak tega pada sang murid, Kumed pun mengunjungi rumahnya. Alangkah gemetar kakinya ketika menonton kondisi rumah sang murid yang tidak layak.

Ia pun meminta mereka tinggal di rumahnya. Lama-kelamaan, khawatir terjadi fitnah, sang istri pun meminta Kumed melamar bunda sang murid. Subhanallah.

Jadilah Kumed punya istri dua. Menjalani hari penuh kesederhanaan, Kumed serta kedua istrinya nasib tersanjung.

Meski ketidak lebihan, mereka terkesan enjoy serta saling mendukung satu sama lain. Hingga enam bulan kemudian, Kumed kembali dihadapkan pada situasi yang membikinnya tertekan.

Bagaimana tidak, meskipun hati ingin menolak, ia tidak dapat bertindak ketika guru spiritualnya di kampung meminta untuk menolong mengurus janda muda yang telah lama nasib sendiri.

Apalah daya, lagi-lagi bagaikan memakan buah simalakama, Kumed menikah untuk ketiga kali. Widih, seru juga ya kisah asmara Kang Kumed.

“Seru sih seru, cari nafkahnya juga seru, Kang. Tapi, alhamdulillah, sih ada saja rezeki mah,” ungkapnya.

Iya sih Kang. Apalagi penghasilan guru honorer enggak seberapa.

“Nah, itu dirinya makanya saya suka marah kalau ada orang menghina saya, menuduhnya saya enggak setia, nafsu sama wanita serta macam-macam. Mereka enggak tahu saja bagaimana yang sebetulnya,” curhat Kumed menggebu.

Ya ampun, sabar ya Kang Kumed. Allah enggak bakal kasih cobaan melebihi batas performa umatnya. Masih semangat ya, Kang!

Sumber: kajianislami.net

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel