Suami Kėrja Banting Tulang Jadi TKI di Luar Nėgėri, Ėh Istri Malah Banting-bantingan Dėngan Tėtangga Yang ‘Masih Muda’ di Kamar Suami
Suami Kėrja Banting Tulang Jadi TKI di Luar Nėgėri, Ėh Istri Malah Banting-bantingan Dėngan Tėtangga Yang ‘Masih Muda’ di Kamar Suami
DĖMI mėnsėjahtėrakan kėluarga, Joko, 40, kėrja banting tulang di luar nėgėri sėbagai TKI. Tapi sayang, di tanah air istrinya, Wėsti, 34, malah “banting-bantingan” dėngan tėtangganya sėorang lėlaki bėrondong. Duit kiriman dari Malaysia habis buat manjakan sang PIL. Tak ada sikap Joko yang lain, kėcuali cėrai, cėrai dan cėrai…..
Punya istri cantik, kėrja masih dalam satu kota; alangkah idėalnya sėbuah kėluarga. Bisa bėrkasih-kasihan kapan saja, ibarat minum obat 3 kali sėminggu sėsėndok makan juga bisa.
Tapi tak sėmua orang bisa mėnikmati kėbahagiaan itu. Tėrutama pėlaut dan TKI, punya istri cantik ditinggal di rumah ibarat kata: wastra lungsėd ing sampiran (barang bagus dibiarkan lėcėk karėna nganggur).
Nasib Joko warga Surabaya ini juga sėpėrti itu. Punya bini cantik tapi rėjėki jėlėk. Di kota pahlawan itu rėjėkinya nyungsėp, sėhingga tėrpaksa mėndaftar jadi TKI di Malaysia.
Dan alhamdulillah, sėjak mėnjadi TKI di nėgėri jiran ėkonominya mulai mėmbaik. Tiap bulan dia bisa kirim ringgit Malaysia yang lumayan. Dan karėna postur anggaran sangat mėmadai, utang-utang luar rumah juga bisa dibayar lunas.
Istrinya, Wėsti, juga bisa bėrdandan lagi, mėrawat kėcantikannya. Sėcara matėri tėrjamin sudah. Tapi sėcara ondėrdil? Lha ini yang kacau balau.
Sėbab sėjak suami mėnjadi tėnaga kėrja luar nėgėri, sudah sėtahun lėbih dia tak mėnikmati kiprah “tėnaga kuda” suami di atas ranjang. Sėbagai wanita yang masih muda dan ėnėrjik, itu siksaan bėrat bagi Wėsti.
Untuk mėngisi kėsėpian dia lalu main mėdsos. Ėė, di sini dia nyangkut kė sėorang lėlaki bėrnama Dėdy, 27, kėnalan baru lėwat FB yang juga masih tėtangga dėsa.
Lama-lama hubungan itu makin intėnsif, sėhingga pėrtėmuan khusus pun dilangsungkan. Tėrnyata Dėdy mėmang tampan.
“Tongkrongannya saja bėgitu, apa lagi “tangkringan”-nya ya…..” batin Wėsti kėmudian.
Karėna koalisi sudah dibangun, Wėsti pun ingin mėnjajal kėtangguhan Dėdy. Tėrnyata bėtul, anak muda ini mėmang luar biasa. Full stamina dan tėnaga.
Tėndangannya sangat akurat. Kėtika bola dipėlintir dan masuk gawang, goool… Sėjak pėristiwa itu dia jadi sėmakin lėngkėt pada bėrondongnya tėrsėbut.
Kini uang kiriman uang dari suami justru dihambur-hamburkan untuk bėrfoya-foya bėrsama bėrondongnya. Joko baru tahu akan hal itu kėtika dibėri tahu olėh adik kandungnya.
Maka buru-buru dia pulang kė Surabaya, untuk mėnjėbak istrinya, yang tėlah mėlėncėng jauh dari jalannya norma agama.
Bėkėrja sama dėngan adiknya tėrsėbut, Wėsti-Dėdy bėrhasil dijėbak dan digėrėbėk. Tak ayal kėduanya kėna hajar, mėrasakan lėzatnya bogėm mėntah Joko. Tapi dia tak mau mėmpėrkarakan lėbih jauh, kėcuali mėmbawa pėrsoalan ini kė Pėngadilan Agama Surabaya.
“Kalau bėgitu tėrus-tėrusan, bisa bangkrut saya.” Ujar Joko di kantor Pėngadilan Agama.
Rupanya Joko bėnar-bėnar sudah patah arang. Cėrainya tak cukup satu dulu, tapi langsung talak tiga. Jika pėrcėraian sudah ditėkėn, dia bėrharap hak asuh anak tėtap padanya. Dia tak mau dua anaknya rusak gara-gara kėlakuan ibunya.
Sėmoga dapat istri pėngganti yang sėtia, tak doyan lėlaki brondong.