Wanita (Wajib Tahu) ..|| Inilah Dampak Buruk Jika Istri Memakai KB. Coba Baca Ini Jika Kamu Pernah Pakai!
Memakai pencegah kehamilan, Keluarga Berencana (KB), ternyata menyimpan banyak efek buruk terhadap kesehatan pengguna, baik KB suntik maupun pil KB. Seperti dilansir situs konsultasi kesehatan, klikdokter, KB suntik membuat lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali, perdarahan tidak menentu, suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi dari PMS.
Peningkatan berat badan, rambut rontok, tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun pertama).
Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.
Kontrasepsi suntikan KB 3 bulan mengandung long-actingprogestin, yaitu Norestiteron enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat (DPMA), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan.
Hormonal ini akan berfungsi sebagai alat pencegah kehamilan dengan cara kerja mempengaruhi sistim hormon di dalam tubuh.
Salah satu efek samping dari hormon tersebut adalah perdarahan yang tidak teratur, mulai dari perdarahan bercak atau flek hingga perdarahan yang berkepanjangan. Bahkan 70 persen pengguna KB suntik bisa tidak mens.
Setiap individu memiliki respon yang berbeda-beda dalam penerimaan hormon ini. Darah tersebut berasal dari peluruhan lapisan dinding rahim seperti darah haid yang mengalami ketidakteraturan akibat pengaruh hormon.
Pil KB
Fungsi KB suntik sama halnya Pil KB mencegah kehamilan melalui kandungan hormon estrogen dan progestin, dengan menghambat indung telur berovulasi atau melepaskan sel telur.
Selain itu, pil juga akan membuat sperma kesulitan mencapai sel telur atau menghalangi sel telur menempel pada lapisan rahim.
Namun, tahukah Anda efek samping pil KB bagi penggunanya? dilansir situs konsultasi kesehatan, alodokter, berikut ini beberapa risiko efek samping yang dapat dipicu oleh penggunaan pil KB.
Mual
Reaksi ini kemungkinan akan hilang dalam dua bulan. Cobalah untuk mengonsumsi bersama dengan makanan sebelum beralih ke metode kontrasepsi lain.
Sakit kepala dan rasa tidak nyaman pada payudara
Efek ini biasanya akan terasa pada awal mengonsumsi pil KB. Jika efek tersebut tidak berkurang, pertimbangkan untuk berganti merek obat atau metode kontrasepsi dan konsultasikan dengan dokter.
Pendarahan secara tiba-tiba di luar masa haid
Pengguna pil KB bisa saja mengalami pendarahan yang terjadi tanpa diduga, di luar masa haid.
Mengonsumsi pil KB dengan waktu yang sama tiap hari kemungkinan bisa membantu meringankan. Namun jika Anda merasa khawatir atau tidak nyaman, konsultasikan dengan dokter.
Peningkatan berat badan
Walau tergolong efek samping yang jarang, beberapa wanita mengalami kenaikan berat badan tubuh. Hal ini umumnya terjadi karena penumpukan cairan. Efek samping ini biasanya tidak berlangsung lama dan berat badan bisa kembali normal setelah beberapa waktu menggunakan pil KB.
Gairah berhubungan badan yang menurun
Jika mengalami hal ini, Anda bisa mencoba jenis pil KB yang berbeda. Sebagian wanita bisa terbantu jika menggunakan pil yang mengandung hormon androgen. Apabila hal tersebut tidak berhasil, ganti metode kontrasepsi Anda.
Jika tidak ada hal lain yang menyebabkan hal itu dan pil KB dirasa sebagai penyebab utama, Anda dapat beralih ke metode kontrasepsi nonhormonal.
Peningkatan berat badan, rambut rontok, tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun pertama).
Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.
Kontrasepsi suntikan KB 3 bulan mengandung long-actingprogestin, yaitu Norestiteron enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat (DPMA), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan.
Hormonal ini akan berfungsi sebagai alat pencegah kehamilan dengan cara kerja mempengaruhi sistim hormon di dalam tubuh.
Salah satu efek samping dari hormon tersebut adalah perdarahan yang tidak teratur, mulai dari perdarahan bercak atau flek hingga perdarahan yang berkepanjangan. Bahkan 70 persen pengguna KB suntik bisa tidak mens.
Setiap individu memiliki respon yang berbeda-beda dalam penerimaan hormon ini. Darah tersebut berasal dari peluruhan lapisan dinding rahim seperti darah haid yang mengalami ketidakteraturan akibat pengaruh hormon.
Pil KB
Fungsi KB suntik sama halnya Pil KB mencegah kehamilan melalui kandungan hormon estrogen dan progestin, dengan menghambat indung telur berovulasi atau melepaskan sel telur.
Selain itu, pil juga akan membuat sperma kesulitan mencapai sel telur atau menghalangi sel telur menempel pada lapisan rahim.
Namun, tahukah Anda efek samping pil KB bagi penggunanya? dilansir situs konsultasi kesehatan, alodokter, berikut ini beberapa risiko efek samping yang dapat dipicu oleh penggunaan pil KB.
Mual
Reaksi ini kemungkinan akan hilang dalam dua bulan. Cobalah untuk mengonsumsi bersama dengan makanan sebelum beralih ke metode kontrasepsi lain.
Sakit kepala dan rasa tidak nyaman pada payudara
Efek ini biasanya akan terasa pada awal mengonsumsi pil KB. Jika efek tersebut tidak berkurang, pertimbangkan untuk berganti merek obat atau metode kontrasepsi dan konsultasikan dengan dokter.
Pendarahan secara tiba-tiba di luar masa haid
Pengguna pil KB bisa saja mengalami pendarahan yang terjadi tanpa diduga, di luar masa haid.
Mengonsumsi pil KB dengan waktu yang sama tiap hari kemungkinan bisa membantu meringankan. Namun jika Anda merasa khawatir atau tidak nyaman, konsultasikan dengan dokter.
Peningkatan berat badan
Walau tergolong efek samping yang jarang, beberapa wanita mengalami kenaikan berat badan tubuh. Hal ini umumnya terjadi karena penumpukan cairan. Efek samping ini biasanya tidak berlangsung lama dan berat badan bisa kembali normal setelah beberapa waktu menggunakan pil KB.
Gairah berhubungan badan yang menurun
Jika mengalami hal ini, Anda bisa mencoba jenis pil KB yang berbeda. Sebagian wanita bisa terbantu jika menggunakan pil yang mengandung hormon androgen. Apabila hal tersebut tidak berhasil, ganti metode kontrasepsi Anda.
Jika tidak ada hal lain yang menyebabkan hal itu dan pil KB dirasa sebagai penyebab utama, Anda dapat beralih ke metode kontrasepsi nonhormonal.
Ketika baru mulai mengonsumsi obat, efek samping yang terjadi bisa mengganggu. Tapi pada umumnya gejala efek samping akan berkurang seiring tubuh menyesuaikan diri dengan penggunaan obat.
Namun jika Anda tidak tahan atau gejala tidak mereda, Anda dapat beralih ke merek atau metode kontrasepsi lain.
Dampak Lebih Serius
Bagi sebagian besar wanita, pil KB aman untuk dikonsumsi dan hanya menimbulkan efek samping yang ringan.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa alat kontrasepsi ini memiliki risiko lain yang tergolong tinggi, terutama bagi wanita dengan kondisi tertentu.
Kandungan hormon estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan darah lebih mudah menggumpal. Jika sampai terbentuk gumpalan darah beku, maka dapat menyebabkan trombosis vena pada kaki, gumpalan darah beku
pada paru-paru atau memicu serangan jantung atau stroke.
Risiko ini memang tergolong sangat jarang dialami, namun konsultasikan kembali dengan dokter jika Anda memiliki faktor risiko yang membuat Anda lebih rentan.
Sementara itu, penelitian mengenai kaitan efek samping pil KB dengan kanker payudara masih terus dilakukan.
Ada yang menyebutkan pengguna alat kontrasepsi hormonal, termasuk pil, memiliki kemungkinan sedikit lebih tinggi untuk terdiagnosis kanker payudara.
Namun dengan berhenti mengonsumsi pil KB selama 10 tahun, dilansir bidanku.com, risiko terkena kanker payudara akan kembali menurun seperti mereka yang tidak pernah mengonsumsi pil KB.
Sementara untuk risiko kanker serviks dan sejenis kanker hati, belum terbukti sepenuhnya terkait dengan penggunaan pil KB.
Untuk itu, penting untuk mengetahui tentang adanya beberapa kondisi yang dapat terjadi akibat efek samping pil KB yang serius, antara lain:
Nyeri di bagian dada.
Sakit perut.
Gangguan pandangan, misalnya pandangan kabur atau samar.
Sakit kepala yang tidak tertahankan.
Bengkak atau nyeri pada kaki dan paha.
Jika Anda mengalami gejala seperti di atas, segera temui dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Gejala tersebut bisa merupakan indikasi penyakit berbahaya, seperti gangguan pada organ hati, empedu, hati, pembekuan darah, stroke, tekanan darah tinggi, atau penyakit jantung.
Perlu Diperhatikan
Metode kontrasepsi pil ini terbilang praktis karena dapat dibeli secara bebas.
Namun, sebelum memutuskan menggunakannya, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli medis atau dokter. Bagi wanita dengan dua atau lebih ciri-ciri berikut sebaiknya menghindari konsumsi pil KB:
Berusia lebih dari 35 tahun.
Berat badan berlebih atau obesitas dengan indeks massa tubuh atau body mass index 35 atau lebih.
Perokok atau baru saja berhenti merokok selama satu tahun.
Memiliki saudara dekat yang memiliki riwayat gumpalan darah beku pada usia kurang dari 45 tahun.
Tidak mampu bergerak untuk periode yang panjang, misalnya karena menggunakan kursi roda atau kaki yang harus menggunakan gips.
Jika Anda hanya mengalami satu dari faktor-faktor yang disebutkan di atas, Anda bisa mengonsumsi pil KB, tapi secara berhati-hati.
Kenali efek samping yang telah disebutkan di atas dan konsultasikan dahulu pada dokter sebelum mulai mengonsumsi pil KB.
Anda juga sebaiknya menghindari pil KB jika:
Memiliki riwayat penggumpalan darah.
Menderita serangan migrain yang parah
Memiliki gangguan empedu atau hati.
Memiliki kelainan jantung atau sakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi.
Mengidap diabetes dengan komplikasi atau terserang diabetes lebih dari 20 tahun.
Mengidap kanker payudara.
Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan kontrasepsi paling sesuai berdasarkan riwayat kesehatan Anda dan pasangan, guna menekan efek samping dan risiko. (jabar.tribunnews)
Namun jika Anda tidak tahan atau gejala tidak mereda, Anda dapat beralih ke merek atau metode kontrasepsi lain.
Dampak Lebih Serius
Bagi sebagian besar wanita, pil KB aman untuk dikonsumsi dan hanya menimbulkan efek samping yang ringan.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa alat kontrasepsi ini memiliki risiko lain yang tergolong tinggi, terutama bagi wanita dengan kondisi tertentu.
Kandungan hormon estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan darah lebih mudah menggumpal. Jika sampai terbentuk gumpalan darah beku, maka dapat menyebabkan trombosis vena pada kaki, gumpalan darah beku
pada paru-paru atau memicu serangan jantung atau stroke.
Risiko ini memang tergolong sangat jarang dialami, namun konsultasikan kembali dengan dokter jika Anda memiliki faktor risiko yang membuat Anda lebih rentan.
Sementara itu, penelitian mengenai kaitan efek samping pil KB dengan kanker payudara masih terus dilakukan.
Ada yang menyebutkan pengguna alat kontrasepsi hormonal, termasuk pil, memiliki kemungkinan sedikit lebih tinggi untuk terdiagnosis kanker payudara.
Namun dengan berhenti mengonsumsi pil KB selama 10 tahun, dilansir bidanku.com, risiko terkena kanker payudara akan kembali menurun seperti mereka yang tidak pernah mengonsumsi pil KB.
Sementara untuk risiko kanker serviks dan sejenis kanker hati, belum terbukti sepenuhnya terkait dengan penggunaan pil KB.
Untuk itu, penting untuk mengetahui tentang adanya beberapa kondisi yang dapat terjadi akibat efek samping pil KB yang serius, antara lain:
Nyeri di bagian dada.
Sakit perut.
Gangguan pandangan, misalnya pandangan kabur atau samar.
Sakit kepala yang tidak tertahankan.
Bengkak atau nyeri pada kaki dan paha.
Jika Anda mengalami gejala seperti di atas, segera temui dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Gejala tersebut bisa merupakan indikasi penyakit berbahaya, seperti gangguan pada organ hati, empedu, hati, pembekuan darah, stroke, tekanan darah tinggi, atau penyakit jantung.
Perlu Diperhatikan
Metode kontrasepsi pil ini terbilang praktis karena dapat dibeli secara bebas.
Namun, sebelum memutuskan menggunakannya, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli medis atau dokter. Bagi wanita dengan dua atau lebih ciri-ciri berikut sebaiknya menghindari konsumsi pil KB:
Berusia lebih dari 35 tahun.
Berat badan berlebih atau obesitas dengan indeks massa tubuh atau body mass index 35 atau lebih.
Perokok atau baru saja berhenti merokok selama satu tahun.
Memiliki saudara dekat yang memiliki riwayat gumpalan darah beku pada usia kurang dari 45 tahun.
Tidak mampu bergerak untuk periode yang panjang, misalnya karena menggunakan kursi roda atau kaki yang harus menggunakan gips.
Jika Anda hanya mengalami satu dari faktor-faktor yang disebutkan di atas, Anda bisa mengonsumsi pil KB, tapi secara berhati-hati.
Kenali efek samping yang telah disebutkan di atas dan konsultasikan dahulu pada dokter sebelum mulai mengonsumsi pil KB.
Anda juga sebaiknya menghindari pil KB jika:
Memiliki riwayat penggumpalan darah.
Menderita serangan migrain yang parah
Memiliki gangguan empedu atau hati.
Memiliki kelainan jantung atau sakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi.
Mengidap diabetes dengan komplikasi atau terserang diabetes lebih dari 20 tahun.
Mengidap kanker payudara.
Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan kontrasepsi paling sesuai berdasarkan riwayat kesehatan Anda dan pasangan, guna menekan efek samping dan risiko. (jabar.tribunnews)