Inilah yang Seharusnya Dijaga Antara Menantu dan Mertua Agar tak Saling Berseteru
teman, semenjak era dahulu, ikatan bunda mertua dan juga menantu wanita seakan tidak hendak sempat dapat akur. kayaknya perihal tersebut sudah jadi rahasia universal sampai – sampai disinetronkan dan juga difilmkan.
tidak sedikit pula perempuan single potensial yang tidak harus ingin nikah cuma karna tidak harus ingin berkonflik dengan bunda mertua. “nggak, deh. mendingan gue jomblo senang daripada nikah tetapi diatur – atur mertua, ”
“mendingan pula berkarier, ” ehm …
bunda mertua benar beda dengan bunda kandung, dalam artian dia merupakan orang asing sebelumnya yang setelah itu kita tahu karna anak dia menikahi kita.
dan juga jujur aja, yang namanya tahu sebentar dengan tahu laamaa pastilah beda.
bersama diomelin semisal, lazimnya kita tidak hendak tersinggung bila yang melaksanakannya orang yang sudah tahu lamaa terlebih bila itu bunda kandung, “emak gue emang sukanya gitu, ” tidak harus sakit hati, esok pula lenyap.
tetapi diomeli orang yang baru tahu, kerasanya bisa jadi berbedaa, terlebih lagi harga diri dapat tersakiti.
terlebih bila yang mengomeli tsb merupakan perempuan yang menyayangi pria yang sama dengan kita … ialah bunda mertua.
tetapi jangan keburu baperr dan juga dramaa. kita dapat memakai sebagian panduan di dasar ini buat melindungi ikatan baik dengan bunda mertua, ialah:
jangan sempat bersaing
pastikan ataupun doktrin di alam dasar siuman kita kalau bunda mertua tidaklah rival/saingan. dia merupakan bunda yang melahirkan suami, pria yang kita cintai.
tidak harus terdapat bunda mertua ya tidak harus terdapat suami, dalilnya serupa itu. jadi ya jangan sempat memposisikan dia bagaikan pesaing buat memperoleh atensi suami.
cinta istri dan juga cinta bunda merupakan 2 tipe cinta yang berubah. sadari itu.
jangan halangi suami buat berbakti
kita nanti pula hendak jadi bunda. gimana kerasanya bila memiliki menantu yang membatasi anak kita buat berbakti ke kita.
tentu sakit. hingga, kita juga tidak boleh berlagak demikian. jangan membatasi suami buat berbakti tidak hanya tidak harus pantas (masa saingan sama mertua) pula buat suami bimbang.
dan juga jujur aja, dikala kita membiarkan suami buat berbakti ke ibunya, cinta si suami ke kita hendak terus menjadi meningkat besar.
dengan anggapan suaminya sholeh. bila tidak harus yakin, silakan buktikan seorang diri.
jalani kegiatan yang positif
apa hubungannya melaksanakan kegiatan positif dengan disayang mertua? sekilas benar tidak terdapat. sementara itu terdapat.
seorang yang tidak memiliki aktivitas berarti, hidupnya hendak dipadati. oleh perihal dan juga benak aneh – aneh dan negatif.
tidak tidak sering kala jengkel dengan perilaku mertua, menantu wanita yang tidak mempunyai aktivitas apa – apa lazimnya hendak terus menjadi memupuk kerasa kesalnya. beda dengan yang memiliki kegiatan positif, whatever itu.
“ya udahlah, terima aja bahwa mama mertua cerewet. bisa jadi dia letih dan juga jenuh. bersyukur saya memiliki banyak aktivitas jadi gak jenuh, ”
jangan balas bila mertua mengatakan pedas ataupun memanas – manasi
“dulu sesungguhnya sang fulan kan ingin diambil mantu dokter, ”
“dulu banyak banget cewek – cewek yang nelponin sang fulan, ”
jujur, bagaikan istri yang wajar bisa jadi hati kita ngerasa tersilet. mengapa sih membicarakan masa kemudian.
mengapa nunjukkin ataupun pamerin seolah – olah suami kita dahulu itu laris banget dan juga seakan kita ini amat beruntung sebaliknya ia tidak.
normal dan juga wajar terdapat perasaan begitu, tetapi stop. udah, jangan berimajinasi lagi.
diam dan juga senyum aja kala bunda mertua menceritakan serupa itu. tunjukkan kalau kita merupakan istri yang bijak, bukan istri yang emosional.
diam dan juga senyum aja, jangan sempat dibalas misalnya, “oh iya ma, aku dahulu pula dikejar – kejar cowok – cowok sepropinsi dan juga semuanyaa berpotensi, ” nah ini malah menampilkan perilaku gak berusia.
positif aja. dapat jadi bunda mertua cerita serupa itu cuma semata – mata mau cerita dan juga menampilkan kalau kita yang dinilai dia memiliki banyak kelebihan ini setara kok dengan anaknya. pantas, kok.
tunjukkan dengan fakta, bukan ucapan
bila terdapat stereotip yang kurang dapat diterima hati, lagi – lagi jangan dibalas tetapi cukup buktikan aja. seperti itu sebaik – baiknya jawaban.
misal, bunda mertua bilang, “kalau orang anu itu baiknya di depan saja tetapi di balik ngedumel, ” karna dalilnya kita dan juga suami benar beda suku
buktikan dengan realitas kalau kita bukan orang bersuku anu yang cuma baik di depan. time will answer.
don’t take it personally
perilaku yang amat aman kala bunda mertua ngomong macem – macem merupakan ini: don’t take it personally
misal bunda mertua menyamakan keadaan dia dahulu dengan keadaan kita, “kalau mama dahulu … bahwa kamu lezat. bahwa kalian bisa jadi tidak harus sekuat mama …, ”
jangan dibalas. senyumin saja karna bunda mertua bisa jadi lagi perlu keluarkan uneg – uneg.
dia sejatiny mau serupa kita, that’s why benar sekali kata bunda mertua kalau kita lezat. aminin aja. bukankah perkata merupakan doa, terlebih yang keluar dari wujud seseorang bunda.
hendak lebih baik bila mandiri karna tiap pasutri memiliki ketentuan masing – masing
gimana juga pula tiap rumah tangga mempunyai peraturan yang berubah serupa halnya suatu negeri.
itu sebabnya, yang amat lezat benar tinggal seorang diri (mandiri) entah itu ngontrak ataupun sudah rumah seorang diri. konflik juga dapat diminimalisir.
senyum bukan berarti menjajaki seluruh anjuran, jangan berlagak frontal
kala bunda mertua menasihati perihal yang sifatnya mitos, meski kita tidak sepakat, tetapi hendaknya jangan berlagak frontal.
dengarkan aja, jangan dibantah. tetapi bahwa buat permasalahan dijalankan ataupun tidak ya nanti dahulu.
perilaku frontal cuma hendak menyakiti hati. tentu kita tidak ingin, kan. jangan hingga menyesal sehabis bicara.
jangan memarahi suami di depan bunda mertua
terdapat kalanya kita jengkel dengan suami. bila itu terjalin, jangan luapkan kekesalan di depan ibunya karena supaya gimana juga suami merupakan anaknya. mana terdapat orangtua yang senang memandang anaknya dikasari menantu.
bila mau marah ke suami (nanti) tunggu cocok bunda mertua tidak harus terdapat. huehehe. ini namanya marah pada tempatnya.
jadilah pendengar yang baik
bersamaan dengan pertambahan umur, bunda mertua bisa jadi hendak kerap menceritakan tentang masa kemudian, masa – masa kejayaan. dengarkan aja. jadilah pendengar yang baik.
gimana, teman? sudah siap jadi menantu idaman mertua?
( sumber: ummi – online. com )