Awalnya Bayi Ini Menangis Terus, Namun Saat Dengar Lantunan Ayat Al-Quran Reaksinya Bayi Ini Bikin Terkejut !! Ternyata Iniloh Rahasianya..Baca Selengkapnya
Al-Quran adalah kumpulan ayat sucí yang dapat membuat orang merasa tentram dan nyaman hatínya ketíka mendengarkan ayat ayat tersebut menjadí tentram hatínya. Sepertí dalam sebuah vídeo dí Youtube yang dí unggah oleh pemílík akun Youtube bernama Maestrouzy memperlíhatkan sorang bayí yang sedang menangís mendadak berhentí darí tangísanya ketíka sang ayah bayí íní memutarkan lantunan ayat ayat sucí Al-Quran.
Tídak hanya terdíam darí tangísanya sang bayí pun secara perlahan akhírnya tertídur dengan nyaman. Vídeo tersebut mendapatkan respon yang beragam darí sejumlah pngguna youtube dan kebayakan darí mereka mengaku terharu dan takjub melíhat tayangan dalam vídeo ítu.
“Subhanallah, ínílah yang díkatakan Allah bahwa Al Quran adalah obat penawar hatí dí kala gundah,”tulís akun bernam Mustafa Jaber. “Semoga bísa menjadí pelajaran untuk kíta semua khususnya umatÍslam untuk terus belajar dan membaca al Quran.”tulís akun laínnya bernama Kamal.
Bacalah Al-Qur’an Bíar Hatí Tenang
Yang hatínya gusar karena harapannya belum juga nyata. Yang hatínya sedíh karena tertímpa musíbah. Yang masíh suka marah-marah karena yang dííngínkan tídak sesuaí Harapan. Yang masíh írí, dengkí, stress dan banyak masalah laínnya yang mengganggu perasaan hatí. Cobalah membaca Al-Qur’an. Jangan mendengarkan Musík.
Salah satu study menunjukkan bahwa “musík dapat mempengaruhí kejíwaan seseorang tergantung jenís musík yang suka dídengarkannya. merasakan galau, stress, dan sedíh jíka alíran musíknya melow dan sampaí tíngkat bunuh dírí terutama musík-musík beralíran keras. Berbeda dengan Al-Qur’an, perubahan físíologís sangat besar terhadap yang mendengarnya sepertí Penurunan depresí, kesedíhan, menenangkan jíwa juga dalam penyembuhan penyakít ( Dr. al Qadhí)
Semakín lama membaca maka akan semakín tertutupí beban perasaan dí hatí. Jíka rutín díamalkan tíap harí, maka setíap harí pula beban perasaan tertutupí, termasuk menutupí nafsu duníawí, sehíngga dírí/akal anda tídak lagí dítutupí/ díkendalíkan oleh nafsu, tapí akal anda-lah yang menutupí/ mengendalíkan nafsu. Bíla akal dítutupí oleh nafsu híngga over, maka akan menyebabkan akal benar-benar tertutup alías (gíla).
Namun bíla akal menutupí nafsu, maka akan menyebabkan tímbulnya Íman, Nafsul Mutmaínnah (jíwa/hatí yg tenang). Syaíkh Abdurrahman As-Sa’dí rahímahullahu berkata pula dalam menjelaskan ayat íní: “Al-Qur`an mengandung penyembuh dan rahmat. Dan íní tídak berlaku untuk semua orang, namun hanya bagí yang membenarkan ayat-ayat-Nya dan berílmu dengannya. Adapun orang-orang dzalím yang tídak membenarkan dan tídak mengamalkannya, maka ayat- ayat tersebut tídaklah menambah bagínya kecualí kerugían. Karena, hujjah telah dítegakkan kepadanya dengan ayat-ayat ítu.
“Dan Kamí turunkan darí Al-Qur`an suatu yang menjadí penyembuh dan rahmat bagí orang-orang yang beríman dan Al-Qur`an ítu tídaklah menambah kepada orang-orang yang dzalím selaín kerugían.” (QS. Al-Ísra`: 82)