Ibu Meninggal dan Ayah Dipenjara, 6 Bersaudara Ini Jalani Ramadhan Tanpa Orang Tua

Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang mulia dan penuh berkah. Tap, tidak semua keluarga menyambut kehadiran bulan penuh berkah ini dengan penuh kebahagiaan.
Kebahagiaan ini tak dirasakan oleh 6 orang kakak beradik asal Malaysia ini.
Dilansir dari laman says.com disebutkan bahwa keenam orang anak kecil ini menyambut datangnya bulan Ramadhan tanpa kehadiran kedua orang tuamereka.
Ibu mereka telah meninggal dunia karena kecelakaan pada 25 April lalu, sedangkan ayah mereka sedang ditahan di penjara.
Menurut laporan, ayah mereka akan dibebaskan pasca perayaan Idul Fitri nanti.
Sejak kepergian ibu mereka, keenam orang kakak beradik ini tinggal menumpang di rumah om dari ayah mereka.
Paman mereka yang bernama Sajirin merasa prihatin, dan bertanggung jawab memastikan bahwa 6 keponakannya tetap ini berada dalam kondisi yang baik dan gembira menjelang bulan Ramadhan.
Diketahui anak sulung dari keenam orang bersaudara itu baru berusia 12 tahun, dan yang sulung baru berusia satu setengah tahun.
Seorang pengguna Facebook bernama Mang Ji yang merupakan majikan dari almarhumah ibu keenam anak ini membagikan cerita tentang keluarga ini.
Ia menceritakan, ibu dari keenam anak ini dulunya pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu Bank.
Ibu itu tidak hanya melakukan satu pekerjaan saja, namun beberapa pekerjaan.
Setiap jam 10 malam, ibu itu sudah menyiapkan nasi lemak untuk dijual di Stesen Petronanas.
Lalu pagi-pagi buta, ia kembali ke rumah untuk mengurus anak-anaknya untuk pergi ke sekolah.
Tak ada kata lelah, ibu keenam anak itu bekerja keras dari pagi hingga malam tanpa istirahat, hanya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keenam orang anaknya.
Sedangkan suaminya, beberapa kali ditahan di penjara karena tak sanggup membayar utang dari uang yang dipinjamnya.
Hingga takdir berbicara lain, sang ibu pun meninggal dunia karena kecelakaan, dan posisi suaminya masih berada di dalam penjara.
Diceritakan saat itu jenazah sang istri tengah didoakan di salah satu masjid.
Saat jenazah istrinya tengah didoakan, sang suami pun datang dengan ditemani dua orang petugas penjara.
Melihat kedatangan ayah mereka, keenam orang anak itu hanya bisa menangis lalu berlari ke dalam pelukan sang ayah.
Ayah dan keenam orang anaknya itu lalu berjalan menuju jenazah sang ibu sambil menangis. Pria itu hanya bisa memeluk istrinya untuk yang terakhir kalinya.
Anak yang paling bungsu sempat duduk di pangkuan ayahnya.
Suasana masjid saat itu langsung dipenuhi dengan perasaan iba dan penuh tangis karena menyaksikan momen ini, sungguh rasa sedih yang tak bisa dibendung.


Akan tetapi, tak sampai 10 menit sang suami pun terpaksa harus pulang kembali ke penjara.
Ia tak mampu mengantar jenazah istrinya ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel