2019 Akan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Peradaban Manusia, Bersiaplah Hadapi Dampaknya

2019 Akan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Peradaban Manusia, Bersiaplah Hadapi Dampaknya
 Minggu, 24 Februari 2019 menaikkan cuaca ekstrem yg diperburuk sang perubahan iklim. Dan berdasarkan para ilmuwan, 2019 akan sebagai tahun terpanas pada sejarah manusia.

Berdasarkan data dari Climate Predicition Center pada National Oceanic and Atmospheric Administration, 80% El Nino penuh sudah dimulai & akan berlangsung setidaknya hingga akhir Februari 2019.

Tidak hanya itu, studi yg dipublikasikan pada jurnal Geophysical Research Letters menyatakan bahwa impak El Nino semakin memburuk di beberapa tahun terakhir akibat perubahan iklim. Dampaknya pun akan semakin parah apabila suhu Bumi terus semakin tinggi.

"Dengan El Nino, sangat mungkin 2019 sebagai tahun terpanas," ujar Samantha Stevenson, ilmuwan iklim pada University of California, Santa Barbara.

Baca Juga : Bumi Terancam Diterjang Sejumlah Bencana Sekaligus Akibat Pemanasan Global

Tahun-tahun terpanas pada Bumi telah terjadi dalam empat tahun terakhir, yaitu 2015-2018. Dipicu oleh peningkatan emisi karbon dioksida yang memerangkap panas dan telah melebihi rekor.

Iklim Bumi lebih hangat berdasarkan rata-homogen abad ke-20 selama 406 bulan terakhir. Artinya, tidak terdapat orang pada bawah usia 32 tahun yang pernah mengalami dingin misalnya pada masa tadi.

"Pemanasan yang semakin tinggi akan memengaruhi kesehatan manusia, serta akses ke makanan & air tawar. Itu juga mampu mengakibatkan kepunahan hewan & tanaman , Mengganggu kehidupan terumbu karang dan makhluk bahari," kata Elena Manaenkova, Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO).

Bahaya panas

Dunia yang menghangat berarti akan ada kerusakan ekstrem & cuaca berbahaya seperti gelombang panas, kebakaran, kekeringan, banjir & badai ganas.

Pada 2018, ada lebih 70 badai tropis di Belahan Bumi Utara. Jumlah ini meningkat berdasarkan sebelumnya yg hanya berjumlah 53. Badai kuat dan Mengganggu ini diketahui membawa kehancuran di Kepulauan Mariana, Filipina, Vietnam, Korea, & Tonga.

Gelombang panas 2018 juga menurunkan produktivitas insan secara signifikan. Sebab, orang-orang harus berada di tempat tinggal   selama beberapa hari lantaran terlalu berisiko bila beraktivitas di luar ruangan. Sebanyak 153 jam kerja musnah dampak gelombang panas tahun ini.

La Nina, kebalikan berdasarkan El Nino, menciptakan daur alam yg dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga tiga tahun. Ketika itu terjadi, pola cuaca di seluruh duni akan terpengaruh.

Menimbulkan banyak sekali impak dalam hasil panen, kelaparan, risiko kebakaran, pemutihan karang, & cuaca ekstrem.

Peneliti mengungkapkan, imbas menurut El Nino maupun La Nina waktu ini, lebih parah dari 20 tahun sebelumnya akibat suhu yg menghangat.

Ketika El Nino membawa hujan & suhu yg lebih dingin di selatan Alaihi Salam, itu akan membawa panas & kekeringan di Australia, serta ekspresi dominan salju yang kemarau di tenggara Afrika & utara Brasil.

Menurut Stevenson, peristiwa El Nino akan mengakibatkan syarat dingin & basah pada Alaihi Salam, berisiko banjir. Sementara itu, La Nina akan menaikkan bahaya kebakaran & kekeringan.

Meski imbas insiden El Nino & La Nina diperkuat oleh suhu yang lebih hangat, tapi belum diketahui apakah perubahan iklim jua akan memengaruhi insiden pada masa depan.



(Gita Laras Widyaningrum)
Intisari-Online.Com
Artikel ini sudah tayang di Nationalgeographic.Co.Id dengan judul "2019 Akan Menjadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Manusia, Ini Dampaknya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel